Selasa, 24 September 2013

1.    Klasifikasi hotel
a.  Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan dan Latihan Kepariwisataan
1)    Klasifikasi hotel berdasarkan plan, yaitu :
a)    Europen plan hotel, pengunjung hanya membayar tarif kamar saja.
b)    Continental plan hotel, tarif kamar termasuk tarif makan pagi
c)  Modifed American plan hotel, tarif kamar termasuk tarif 2 kali makan (jam dapat dipilih)
d)    Full American plan hotels, tarif kamar termasuk 3 kali makan.

2)    Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran / jumlah kamar, yaitu :
a)    Small hotel, jumlah kamar antara kurang dari 25 buah.
b)    Average hotels, jumlah kamar antara 25 – 100 buah.
c)    Above average hotels, jumlah kamar antara 100 – 300 buah.
d)    Large hotels, jumlah kamar lebih dari 300 buah.

3)    Klasifikasi hotel berdasarkan jenis pengunjung, yaitu :
a)    Family hotels, hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga.
b)    Business hotels, hotel untuk pengusaha.
c) Tourist hotels, hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun luar negeri.
d)    Transit hotels, hotel untuk tamu yang singgah dalam waktu singkat.
e)    Cure hotels, hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan penyakit.
4)    Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya menginap, yaitu :
a)    Transient hotels yaitu hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam.
b)    Semi resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga satu bulan.
c)   Resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar paling sedikit satu bulan.

5)    Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu :
a)    Resort hotels, hotel yang berada di daerah rekreasi atau peristirahatan
b)    Mountain hotels, hotel yang berada di pegunungan
c)    Beach hotels, hotel yang berada di pantai
d)    City hotels, hotel yang berada di tengah kota
e)    Highway hotel, hotel yang berada di jalur highway

6)    Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap, yaitu :
a)    Sport Hotel, yaitu hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga.
b)    Ski Hotel, yaitu hotel yang menyediakan area bermain ski.
c)    Conference Hotel, yaitu hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi.
d)    Convention Hotel, yaitu hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi.
e)    Pilgrim Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas ibadah.
f)     Casino Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.

7)    Klasifikasi hotel berdasarkan sistem operasional, yaitu :
a)    Franchised operation system
b)    Reveral operation system
c)    Chain hotel operating system

8)    Klasifikasi hotel berdasarkan peraturan pemerintah, yaitu :
a)    Grade system, klasifikasi hotel menurut tarifnya :
(1). Hotel ekonomi, hotel dengan tarif ekonomi
(2). Hotel medium, hotel dengan tarif menengah
(3)  .Hotel De-Luxe, hotel dengan tarif paling tinggi

b)    Star system, klasifikasi hotel menurut kelas bintang sebagai simbol kualitas :
(1). Hotel bintang lima
(2). Hotel bintang empat
(3). Hotel bintang tiga
(4). Hotel bintang dua
(5). Hotel bintang satu

b.    Berdasarkan Data Arsitek Jilid 1 oleh Ernest Neufert :
Klasifikasi hotel berdasarkan orientasi pemasarannya :
1)    Hotel di pusat kota, biasanya termasuk hotel mewah, hotel untuk komperensi / pertemuan-pertemuan besar dan hotel untuk para tamu kepariwisataan.
2)    Hotel untuk pemakai berkendaraan bermotor, hotel jenis ini pelayanan utamanya adalah peruntukan bagi para pengendara mobil atau sepeda motor, karenanya lokasi hotel hendaknya terletak di persimpangan jalan raya di pinggiran kota.
3) Hotel di lapangan udara, perencanaannya mirip dengan hotel jenis untuk pengendara mobil, perbedaannya hanya pada pelayanan pengadaan makanan untuk penumpang pesawat udara, sehingga diperlukan penerima tamu yang berjaga semalam suntuk dan jika mungkin juga pelayanan makanan semalam suntuk. Hotel jenis ini kadang-kadang juga dilengkapi dengan gedung pertemuan untuk melayani pertemuan-pertemuan besar, swasta maupun nasional.

4)  Hotel di daerah peristirahatan, terdapat baik di tepi pantai, di daerah pegunungan  atau di daerah sumber air panas. Biasanya direncanakan untuk melayani akomodasi pengunjung dalam rombongan paket wisata tertentu dengan penataan penerimaan tamu yang banyak pada masa liburan akhir pekan atau mereka yang berkunjung hanya semalam.

5) Motel, umumnya berada di jalan-jalan utama, biasanya di dekat kota besar, tempat-tempat yang sering dikunjungi atau lokasi-lokasi berlibur yang masih mudah dicapai. Restoran, pompa bensin dan bengkel reparasi ringan sebaiknya terdapat di sekitar lokasi, namun tidak perlu berhubungan langsung dengan motel tersebut, lokasi /           

6)  penempatan bangunan diatur agar tidak terganggu oleh lampu kendaraan di malam hari dan kebisingan lalu lintas.

7)  Hotel khusus untuk konvensi, mempunyai ciri antara lain fasilitas parkir yang sangat luas untuk menampung kegiatan konvensi. Sebuah hotel konvensi yang berkapasitas 400 kamar untuk suatu kegiatan konvensi dapat menampung lebih dari 800 orang pengunjung.

8) Kondominium (hunian berkelompok), jenis hotel ini dikembangkan dari pengikutsertaan pemilik hunian suatu kompleks perumahan mewah (biasanya terdiri atas ruang hunian biasa maupun mewah), baik yang dipergunakan sendiri atau disewakan ke orang lain, pengelolaan hotel ini dilakukan bersama-sama yang mencakup semua jenis pelayanan hotel.

c.    Surat Keputusan Menparpostel No. KN. 37/PW/304/MPPT-86, tanggal 7 Juni 1986.

Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi :
1)    City hotel, hotel yang terletak di kota. Termasuk dalam hal ini adalah Residental Hotel, dan Transit Hotel atau Commersial Hotel.
2)  Resort hotel, hotel yang terletak di daerah peristirahatan atau tempat-tempat dengan alam atau pemandangan indah.

d.    Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88 tentang pelaksanaan ketentuan usaha dan penggolongan hotel
1)    Hotel bintang satu : minimal 15 kamar
2)    Hotel bintang dua : minimal 20 kamar
3)    Hotel bintang tiga : minimal 30 kamar
4)    Hotel bintang empat : minimal 50 kamar
5)    Hotel bintang lima : minimal 100 kamar
6)    Hotel bintang lima + diamond : hotel dengan kualitas lebih baik dari hotel bintang lima.

e.    Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan
Klasifikasi hotel berdasarkan fungsi dan susunan organisasinya:
1)    Residental hotels, menyediakan akomodasi untuk para pengunjung dalam jangka waktu yang agak lama, tetapi tidak bermaksud tinggal menetap.

2)  Transit hotels atau commersial hotels, menyediakan akomodasi dan fasilitas lainnya bagi pengunjung yang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu relatif singkat. Umumnya terletak di kota-kota besar dan lokasinya berada di dekat stasiun atau transportasi terminal.

3) Resort hotels, menampung pengunjung yang sedang mengadakan liburan. Umumnya terletak di daerah peristirahatan atau tempat yang mempunyai alam atau pemandangan yang indah.

f.     Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No : 14/U/II/88
Klasifikasi hotel berdasarkan luas bangunan, perlengkapan ruang dan mutu, dekorasi dan pelayanan, penggolongan hotel dibagi menjadi 5 kelas :
1)    Kelas D
2)    Kelas C
3)    Kelas B
4)    Kelas A
5)    Kelas De-Lux

g.    Berdasarkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
Klasifikasi hotel berdasarkan cara pengoperasiannya dibagi menjadi :
1)  Hotel internasional, bertaraf internasional, berdasarkan fasilitas, pelayanan dan perlengkapannya dengan standart internasional.
2) Hotel wisata, bertaraf nasional, fasilitas, perlengkapan dan pelayanannya memenuhi persyaratan untuk menampung para wisatawan dengan tarif lebih rendah dari pada hotel internasional.
3) Hotel biasa dan losmen, fasilitas lebih sederhana dengan mengutamakan akomodasi, fasilitas makan dan minum.
 
sumber ; anditriplea bogspot

Jenis-jenis Hotel

Hotel dilihat dari lokasi hotel
  1. City Hotel : Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
  2. Residential Hotel : Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
  3. Resort Hotel : Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
  4. Motel (Motor Hotel) : Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
  5. Mountain Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di daerah pegunungan
  6. Beach Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di dekat pantai
  7. Bandara hotel : Mereka berada di dekat bandar udara utama, terutama ketika mereka jauh dari pusat perkotaan untuk melayani. Para pelanggan utama penumpang transit masuk atau keluar tanpa waktu yang cukup untuk pindah ke kota dan maskapai penerbangan Crews. Tetap biasanya sangat singkat. Menjadi populer karena kedekatannya dengan bandara dan menyesuaikan layanan mereka kepada pelanggan, khususnya eksekutif.
Berdasarkan Sistem penetapan tarif kamar (room rate)
  • Full American Plan (FAP), yaitu hotel yang menganut sistem dimana harga kamar sudah termasuk tiga kali makan
  • Modified American Plan (MAP), yaitu hotel yang menganut sistem dimana harga kamar sudah termasuk makan dua kali
  • Continental Plan, yaitu hotel yang menganut sistem dimana harga kamar sudah termasuk makan pagi (continental breakfast)
  • Bermuda Plan, hotel dengan sistem harga kamar sudah termasuk makan pagi (American Breakfast)
  • European Plan, yaitu hotel dengan sistem dimana harga kamar tidak termasuk makan (room rate only)
Berdasarkan ukuran dan jumlah kamar
  • Hotel kecil, jumlah kamar sampai dengan 25 kamar
  • Hotel menengah, memiliki jumlah kamar antara 25 sampai 100
  • Hotel sedang, jumlah kamar antara 100 sampai 300
  • Hotel besar, yaitu hotel yang mempunyai jumlah kamar diatas 300
Berdasarkan jenis atau tipe tamu
  • Family hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya terdiri dari keluarga
  • Business hotel, sebagian besar tamunya merupakan orang–orang yang sedang melakukan tugas/usaha
  • Tourist hotel, yaitu hotel yang sebagain besar tamunya adalah wisatawan
  • Transit hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah mereka yang akan melanjutkan perjalanan (hotel hanya sebagai tempat persinggahan sementara saja)
  • Cure Hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah dengan tujuan pengobatan
Segi Jumlah Kamar Hotel
Menurut Tarmoezi (Tarmoezi,2000:3), dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel dapat dibedakan menjadi :
a. Small Hotel : Jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar.
b. Medium Hotel : Jumlah kamar yang disediakan antara 28- 299 kamar.
c. Large Hotel : Jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar.

Berdasarkan lama tamu menginap
  • Transient Hotel, hotel dimana para tamunya rata-rata menginap hanya untuk satu atau dua malam
  • Residential Hotel, yaitu hotel dima para tamunya menginap untuk jangka waktu lama, lebih dari satu minggu
  • Semi Residential Hotel, yaitu hotel dimana para tamunya menignap lebih dari dua malam sampai satu minggu
Berdasarkan Disain dan struktur hotel
  • Conventional Hotel, hotel yang bentuknya tinggi bertingkat menjulang ke langit
  • Bungalows, hotel yang bentuknya tidak bertingkat dan setiap bangunan berlokasi menyebar satu dengan yang lain
  • Motor Hotel, hotel yang mempunyai garasi di masing-masing kamar atau kelompok kamar
Berdasarkan lama buka hotel dalam setahun
  • Seasonal Hotel, yaitu hotel yang dibuka hanya untuk waktu-waktu tertentu dalam satu tahun (3 bulan, 6 bulan, 9 bulan)
  • Year Round Hotel, yaitu hotel yang dibuka sepanjang tahun
Berdasarkan tarif hotel
  • Economy Hotel, yaitu hotel dengan tarif yang relatif murah
  • First Class Hotel, yaitu hotel dengan tarif sedang
  • Deluxe Hotel, yaitu hotel dengan tarif mahal
Istilah-istilah hotel lainnya:
  • Guest House, sesuai namanya tempat ini menyerupai rumah dengan beberapa kamar. Beberapa kamar disewakan dengan penggunaan bersama untuk dapur, ruang tamu dan ruang-ruang lainnya. Pemilik rumah ada juga yang tinggal disini.
  • Villa atau Cottage. Secara fisik sebenarnya merupakan hotel dengan beberapa rumah dalam satu kawasan. Bangunan rumah terpisah dari unit lainnya. Lokasinya biasanya tidak berada di kawasan padat. Biasnya menawarkan suasana yang lebih tenang. Layanan kamar disediakan seperti halnya hotel, bahkan untuk villa mewah disediakan petugas tersendiri untuk tiap-tiap unit villa.
  • Homestay. Sebenarnya mirip dengan guest-house hanya biasanya pemilik rumah tinggak bersama tamu. Homestay biasanya dimiliki pribadi.
  • Inn/Lodge. Merupakan penginapan sederhana dan terletak dipinggir kota atau tempat transit. Tidak menyediakan banyak fasilitas.
  • Bed & Breakfast. Adalah hotel dengan fasilitas hanyalah untuk tidur dan sarapan saja. Istilah ini masih kurang populer di Indonesia tetapi di luar negeri sudah banyak digunakan.
  • Budget Hotel. Adalah hotel dengan fasilitas terbatas dan biasanya berada di tengah kota.
  • Hostel. Hotel sederhana yang biasanya digunakan tamu rombongan. Satu kamar bisa diisi 4 orang bahkan lebih. Fasilitasnya sederhana dengan kamar mandi biasanya di luar kamar. Hostel ini yang biasanya digunakan untuk rombongan study-tour.
Jenis-Jenis Kamar Tamu Hotel Menurut Tempat Tidur Yang Ada
  • Single Room : Kamar yang tersedia untuk satu orang penghuni dengan kondisi berisi satu tempat tidur tunggal(single bed). Jenis room seperti ini sudah jarang dan hamper tidak ada di hotel berbintang.
  • Double Room : Kamar yang tersedia untuk dua orang penghuni dengan kondisi berisi satu tempat tidur besar (double bed).
  • Twin Room : Kamar yang tersedia untuk dua orang penghuni dengan kondisi, berisi dua tempat tidur double (twin bed) dan ditempatkan secara terpisah.
  • Standard Room : Kamar yang tersedia untuk dua orang penghuni dengan kondisi, beisi satu tempat tidur double (double bed) atau dua tempat tidur.
  • Superior Room : Kamar standard yang lebih luas atau lebih besar.
  • Deluxe Room : Kamar dengan ukuran
  • Suite Room : Kamar yang tersedia untuk 2/3 atau lebih dengan kondisi berisi dua atau tiga kamar lebih dengan ukuran kamar lebih besar, lebih luas dan lebih lengkap yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti ruang tamu, makan, keluarg dan dapur kecil(kitchenette) serta mini bar. Tempat tidurnya etrdapat double bed, twin bed atau bahkan single bed.
  • Presidential. Inilah kamar terluas dibandingkan dengan jenis kamar lainnya. Pada dasarnya ini masuk kategori Suite Room dengan luas dan fasilitas paling lengkap. Kamar jenis ini hampir menyerupai rumah. Tidak semua hotel memiliki kamar jenis ini, hanya hotel-hotel mewah bintang 5 yang menyediakannya, itupun hanya beberapa unit saja. Beberapa hotel menempatkan Presidential Suitenya dekat dengan fasilitas pendaratan helikopter (helipad) dan memiliki pemenadangan terbaik yang dimiliki hotel.
 

Rabu, 18 September 2013

JENIS-JENIS AKOMODASI PERHOTELAN




 




1.1. PENGERTIAN AKOMODASI
DSC00705
Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian. Dalam kepariwisataan akomodasi merupakan suatu industri, jadi pengertian industri akomodasi adalah suatu komponen industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau kamar dimana orang-orang / pengunjung / wisatawan dapat beristirahat /menginap / tidur, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa pelayanan dan hiburan yang tersedia.

Akomodasi secara umum dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Akomodasi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
2. Akomodasi Semi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat yang kurang mampu).
3. Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non komersil, yaitu tidak mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma, namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu.
II. JENIS-JENIS AKOMODASI
2.1. AKOMODASI KOMERSIL
Akomodasi komersil adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk mencari keuntungan (profit) yang sebesar-besarnya, jenisnya antara lain :
1. Hotel, suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum (SK. Menteri perhubungan No. PM.10/ Pw. 301/ Phb.77). Klasifikasi hotel menurut phisik (banyak atau sedikitnya jumlah kamar) antara lain :
a) Hotel Kecil, hotel dengan 25 kamar atau kurang.
b) Hotel Sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar.
c) Hotel menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang dari 300 kamar.
d) Hotel besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar.DSC00702
2. Motel, dalam bahasa inggris, motel, motor hotel, and motor court are designed to serve the needs of motorists and, as a necessity, must provide facilities for car parking (private garage), car services, and easy access from the higway.
Motel pertama kali timbul di Amerika Serikat atas dasar permintaan pasar yaitu kenyataan adanya kebutuhan akan penginapan sementara bagi orang-orang yang bepergian dengan kendaraan sendiri sebelum mereka melanjutkan perjalanannya kembali.
3. Hostel (Youth Hostel), adalah bentuk hotel yang disediakan bagi remaja atau pelajar dengan tarif relatif lebih murah (youth hostel di Indonesia dikenal dengan istilah pondok wisata remaja).
4. Cotagge, sejenis akomodasi yang berlokasi disekitar pantai atau danau dengan bentuk bangunannya terpisah-pisah atau berpondok-pondok, serta dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai atau laut.
5. Bungalow, sejenis akomodasi yang berbentuk rumah-rumah berlokasi di daerah pegunungan, yang disewakan untuk keluarga/rombongan karyawan untuk seminar /lokakarya, dan sebagai tempat peristirahatan padawaktu liburan.
6. Inn, sejenis akomodasi yang berlokasi di daerah peristirahatan menghubungkan dua buah kota, menyediakan penginapan, makan dan minum, serta pelayanan umum lainnya, serta disewakan untuk umum bagi orang-orang yang mengadakan perjalanan dan singgah (beristirahat) untuk sementara waktu (kurang dari 24 jam dan jarang sampai 2 / 3 hari).
7. Guest House, sejenis akomodasi yang dimiliki oleh perusahaan, instansi pemerintah / swasta yang diperuntukan bagi para tamu-tamunya yang menginap dan mendapatkan fasilitas makan, minum serta pelayanan lainnya yang disediakan secara sederhana dan gratis atau ditanggung perusahaan / instansi yang mengundangnya, tetapi bila guest house ini dimilki oleh perusahaan swasta yang dibuka untuk umum maka sifatnya sama dengan hotel yaitu bertujuan untuk mencari keuntungan hanya pelayanannya yang secara sederhana.
8. Apartment House, sejenis akomodasi yang disewakan untuk ditempati sebagai rumah tinggal ( dalam jangka waktu lama ) untuk 2, 3 atau 4 keluarga secara terpisah.
9. Logement (Losmen), sejenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bangunan rumah untuk penginapan dengan atau tanpa makan dan minum bagi setiap orang yang datang untuk beristirahat sementara waktu. ( saat ini kebanyakan losmen menjadi hotel melati ), dengan fasilitas dan tarif yang lebih rendah dari hotel berbintang.
10. Floating Hotel, sejenis akomodasi yang berada di atas kapal-kapal pesiar yang menyediakan fasilitas kamar, makan dan minum serta fasilitas pelayanan dan hiburan seperti hotel, namun berfungsi pula sebagai alat transportasi laut.
11. Pension, sejenis akomodasi berupa hotel kecil yang menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum tamu-tamunya dengan tarif relatif rendah.
12. Mansion House, sejenis akomodasi berbentuk rumah-rumah besar yang ditempati/disewakan kepada beberapa keluarga atau satu keluarga besar, ataupun kelompok karyawan yang ditanggung oleh suatu perusahaan.
13. Ryokan, akomodasi khas Jepang, yang memiliki sarana dan fasilitas serta pelayanan khas sesuai dengan kebiasaan orang-orang Jepang.
14. Marina Boatel, Nautel, sejenis akomodasi yang dibangun/berada di atas sungai, danau atau laut yang dapat berfungsi juga sebagai penambatan/bersandarnya kapal-kapal pribadi dan kapal-kapal kecil yang melayani wisata bahari.
15. Holiday Flatlets, sejenis akomodasi yang dilengkapi dengan peralatan rumah tangga, peralatan rekreasi, dan peralatan olahraga yang disewakan secara mingguan / pada hari-hari libur dengan pelayanan / pemeliharaan dan pembersihan ruangan secara minimal.
16. Lodging House, sejenis rumah yang menyediakan tempat menginap untuk satu malam saja atau untuk waktu kurang dari 1 minggu sekali datang menginap.
17. Boarding House, yaitu suatu bangunan atau bagian dari bangunan yang menyediakan tempat menginap untuk waktu singkat seperti lodging house, hanya ditambah dengan makan dan minum.
18. Condominium Hotel, suatu kompleks bangunan yang dimiliki oleh bebrapa orang pengusaha, atau bangunan tersebut dapat dijual untuk beberapa pengusaha dengan perusahaan yang berbeda jenis usahanya.
2.2. AKOMODASI SEMI KOMERSIL
Akomodasi semi komersial adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat yang kurang mampu), jenisnya antara lain :
1. Graha Wisata Remaja
2. Asrama Mahasiswa/Pelajar
3. Pondok Pesantren
4. Rumah Sakit
5. Home-Stay
6. Rooming House
7. Holiday Camp
8. Camping Ground/Camping Site
9. Wisma
10. Penginapan
2.3. AKOMODASI NON KOMERSIL
Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non komersil, yaitu tidak mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma, namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu, jenisnya antara lain :
1. Mess (yang dimiliki instansi pemerintah/departemen)
2. Guest House (dilingkungan Istana,khusus bagi tamu negar)
3. Rumah Panti Asuhan
4. Pemondokan
5. Villa (yang dimiliki secara pribadi)
III. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AKOMODASI KOMERSIL, AKOMODASI SEMI KOMERSIL, DAN AKOMODASI NON KOMERSIL.
3. 1 Perbedaan
No Perbedaan Komersil Semi komersil Non komersil
1 Fasilitas Lengkap dan mewah Menengah ke bawah Standar
2 Tarif Mahal murah Tidak dipungut biaya
3 Number of room Diatas 50 kamar Dibawah 50 kamar Dibawah 50 kamar
4 Tamu Umum Umum dengan tujuan social Bagi kalangan tertentu
5 Tujuan Mencari keuntungan Mencari keuntungan dan untuk Social Tidak mencari keuntungan dan bertujuan social
3. 2 Persamaan
1. Menyediakan layanan jasa untuk penginapan
2. Memiliki struktur oraganisasi
3. Sama-sama bergerak dalam bidang industri 

sumber : pariwisatadanteknologi.blogspot.com

Jenis Jenis Akomodasi Pariwisata
1.1. PENGERTIAN AKOMODASI 


Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian. Dalam kepariwisataan akomodasi merupakan suatu industri, jadi pengertian industri akomodasi adalah suatu komponen industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau kamar dimana orang-orang / pengunjung / wisatawan dapat beristirahat /menginap / tidur, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa pelayanan dan hiburan yang tersedia.

Akomodasi secara umum dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Akomodasi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
2. Akomodasi Semi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat yang kurang mampu).
3. Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non komersil, yaitu tidak mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma, namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu.
II. JENIS-JENIS AKOMODASI
2.1. AKOMODASI KOMERSIL
Akomodasi komersil adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk mencari keuntungan (profit) yang sebesar-besarnya, jenisnya antara lain :
1. Hotel, suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum (SK. Menteri perhubungan No. PM.10/ Pw. 301/ Phb.77). Klasifikasi hotel menurut phisik (banyak atau sedikitnya jumlah kamar) antara lain :
a) Hotel Kecil, hotel dengan 25 kamar atau kurang.
b) Hotel Sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar.
c) Hotel menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang dari 300 kamar.
d) Hotel besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar.DSC00702
2. Motel, dalam bahasa inggris, motel, motor hotel, and motor court are designed to serve the needs of motorists and, as a necessity, must provide facilities for car parking (private garage), car services, and easy access from the higway.
Motel pertama kali timbul di Amerika Serikat atas dasar permintaan pasar yaitu kenyataan adanya kebutuhan akan penginapan sementara bagi orang-orang yang bepergian dengan kendaraan sendiri sebelum mereka melanjutkan perjalanannya kembali.
3. Hostel (Youth Hostel), adalah bentuk hotel yang disediakan bagi remaja atau pelajar dengan tarif relatif lebih murah (youth hostel di Indonesia dikenal dengan istilah pondok wisata remaja).
4. Cotagge, sejenis akomodasi yang berlokasi disekitar pantai atau danau dengan bentuk bangunannya terpisah-pisah atau berpondok-pondok, serta dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai atau laut.
5. Bungalow, sejenis akomodasi yang berbentuk rumah-rumah berlokasi di daerah pegunungan, yang disewakan untuk keluarga/rombongan karyawan untuk seminar /lokakarya, dan sebagai tempat peristirahatan padawaktu liburan.
6. Inn, sejenis akomodasi yang berlokasi di daerah peristirahatan menghubungkan dua buah kota, menyediakan penginapan, makan dan minum, serta pelayanan umum lainnya, serta disewakan untuk umum bagi orang-orang yang mengadakan perjalanan dan singgah (beristirahat) untuk sementara waktu (kurang dari 24 jam dan jarang sampai 2 / 3 hari).
7. Guest House, sejenis akomodasi yang dimiliki oleh perusahaan, instansi pemerintah / swasta yang diperuntukan bagi para tamu-tamunya yang menginap dan mendapatkan fasilitas makan, minum serta pelayanan lainnya yang disediakan secara sederhana dan gratis atau ditanggung perusahaan / instansi yang mengundangnya, tetapi bila guest house ini dimilki oleh perusahaan swasta yang dibuka untuk umum maka sifatnya sama dengan hotel yaitu bertujuan untuk mencari keuntungan hanya pelayanannya yang secara sederhana.
8. Apartment House, sejenis akomodasi yang disewakan untuk ditempati sebagai rumah tinggal ( dalam jangka waktu lama ) untuk 2, 3 atau 4 keluarga secara terpisah.
9. Logement (Losmen), sejenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bangunan rumah untuk penginapan dengan atau tanpa makan dan minum bagi setiap orang yang datang untuk beristirahat sementara waktu. ( saat ini kebanyakan losmen menjadi hotel melati ), dengan fasilitas dan tarif yang lebih rendah dari hotel berbintang.
10. Floating Hotel, sejenis akomodasi yang berada di atas kapal-kapal pesiar yang menyediakan fasilitas kamar, makan dan minum serta fasilitas pelayanan dan hiburan seperti hotel, namun berfungsi pula sebagai alat transportasi laut.
11. Pension, sejenis akomodasi berupa hotel kecil yang menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum tamu-tamunya dengan tarif relatif rendah.
12. Mansion House, sejenis akomodasi berbentuk rumah-rumah besar yang ditempati/disewakan kepada beberapa keluarga atau satu keluarga besar, ataupun kelompok karyawan yang ditanggung oleh suatu perusahaan.
13. Ryokan, akomodasi khas Jepang, yang memiliki sarana dan fasilitas serta pelayanan khas sesuai dengan kebiasaan orang-orang Jepang.
14. Marina Boatel, Nautel, sejenis akomodasi yang dibangun/berada di atas sungai, danau atau laut yang dapat berfungsi juga sebagai penambatan/bersandarnya kapal-kapal pribadi dan kapal-kapal kecil yang melayani wisata bahari.
15. Holiday Flatlets, sejenis akomodasi yang dilengkapi dengan peralatan rumah tangga, peralatan rekreasi, dan peralatan olahraga yang disewakan secara mingguan / pada hari-hari libur dengan pelayanan / pemeliharaan dan pembersihan ruangan secara minimal.
16. Lodging House, sejenis rumah yang menyediakan tempat menginap untuk satu malam saja atau untuk waktu kurang dari 1 minggu sekali datang menginap.
17. Boarding House, yaitu suatu bangunan atau bagian dari bangunan yang menyediakan tempat menginap untuk waktu singkat seperti lodging house, hanya ditambah dengan makan dan minum.
18. Condominium Hotel, suatu kompleks bangunan yang dimiliki oleh bebrapa orang pengusaha, atau bangunan tersebut dapat dijual untuk beberapa pengusaha dengan perusahaan yang berbeda jenis usahanya.
2.2. AKOMODASI SEMI KOMERSIL
Akomodasi semi komersial adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat yang kurang mampu), jenisnya antara lain :
1. Graha Wisata Remaja
2. Asrama Mahasiswa/Pelajar
3. Pondok Pesantren
4. Rumah Sakit
5. Home-Stay
6. Rooming House
7. Holiday Camp
8. Camping Ground/Camping Site
9. Wisma
10. Penginapan
2.3. AKOMODASI NON KOMERSIL
Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non komersil, yaitu tidak mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma, namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu, jenisnya antara lain :
1. Mess (yang dimiliki instansi pemerintah/departemen)
2. Guest House (dilingkungan Istana,khusus bagi tamu negar)
3. Rumah Panti Asuhan
4. Pemondokan
5. Villa (yang dimiliki secara pribadi)
III. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AKOMODASI KOMERSIL, AKOMODASI SEMI KOMERSIL, DAN AKOMODASI NON KOMERSIL.
3. 1 Perbedaan
No
Perbedaan
Komersil
Semi komersil
Non komersil
1
Fasilitas
Lengkap dan mewah
Menengah ke bawah
Standar
2
Tarif
Mahal
murah
Tidak dipungut biaya
3
Number of room
Diatas 50 kamar
Dibawah 50 kamar
Dibawah 50 kamar
4
Tamu
Umum
Umum dengan tujuan social
Bagi kalangan tertentu
5
Tujuan
Mencari keuntungan
Mencari keuntungan dan untuk Social
Tidak mencari keuntungan dan bertujuan social
3. 2 Persamaan
1. Menyediakan layanan jasa untuk penginapan
2. Memiliki struktur oraganisasi
3. Sama-sama bergerak dalam bidang industri

Rabu, 11 September 2013

Pengertian Hotel

             Apa Yang Di Maksut Dengan Hotel – Pengertian hotel adalah sebuah bangunan, perusahaan atau usaha yang menyediakan jasa inap dan juga menyediakan makanan dan minuman bagi tamu yang datang serta mempunyai fasilitas jasa lannya. Yang mana semua fasilitasnya juga di peruntukkan bagi masyarakat umum

   Dalam hotel juga menyediakan ruangan untuk di jadikan seminar, beberapa acara dan juga memfasilitasinya. Namun pengertian hotel dapat di rangkum dari beberapa difinisi yang ada adalah sebagai berikut :
1. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)
2. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan beberapa fasilitas.
Adapun fasilitas yang di miliki hotel biasanya sebagai berikut :
- Jasa penginapan
- Pelayanan makan dan minum
- Jasa laundry
- Jasa bawa’an
- Jasa penggunaan perabot dan lainnya
- Jasa menyediakan kebutuhan bagi wisatawan yang bermalam di hotel tersebut
    Hotel merupakan badan usaha yang sangat padat karya dan juga membutuhkan inves yang lumayan besar. Karena hotel juga menyediakan jasa yang lumayan banyak. Ada juga hotel yang menyediakan jasa trevel. Di karenakan letak bangunan hotel, hotel dapat di golongkan pada beberapa jenis. Jika hotel terdapat pada tengah kota kita bisa menyebutnya dengan city hotel, dan jika terdapat pada pinggiran kota biasanya di sebut dengan resident hotel, hotel juga memiliki kelasw tersendiri, dari hotel kelas melati, hotel bintang 1,2,3,4 dan 5.
   Demikian beberapa difinisi tentang hotel dan usaha yang ada di dalamnya. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang hotel dan dapat dijadikan tambahan wawasan untuk anda, untuk menambah wawasan lainnya silahkan baca pengertian saham, siapa tahu ini juga anda butuhkan. Terima kasih untuk kunjungan anda.

sumber:  http://anamblog.com/pengertian-hotel.html

Sejarah Hotel Dan Peranan Hotel Dalam Dunia Pariwisata

kata hotel mulai digunakan semenjak abad_18 di London Inggris.sebagai Hotel  Garni yaitusebagai rumah besar yang di lengkapi dengan sarana tempat menginap/tempat tinggal untuk penyewaan secara harian,minguan atau bulanan.kata hotel sendiri merupakan perkembangan dari bahasa perancis yaitu Hostel diambil dari bahasa latin Hospes,dan mulai di perkenalkan pada masyarakat umum pada tahun 1797.
Ball Room eastern end oreintal,penang
sebelum istilah hotel di gunakan di Inggris,rumah-rumah penginapan bagi orang-orang berpergian disebut Inn.Dalam terminologi (istilah) resmi tidak ada perbedaan dalam definisi antara hotel dan inn.
Sekarang ini,hotel dapat di artikan sebagai suatu bentuk akomodasi yang di kelola secara komersial,dimuliakan bagi setiap orang yang ingain mendapatkan pelayanan yang istimewa,baik itu pelayanan penginapan,makan dan minum.(S.KMentri Perhubungan no:PM/PW.301/PHB.77).
salah satu hotel bersejarah di penang

Dunia hotel dengan keunikannya,sering di juluki sebagai " Kota di dalam Kota"sesuatu yang menunjukkanbahwa kegiatan,pengelolaan,serta hubungan antara manusia dalam sebuah hotel sudah sedemikian beraneka ragam,rumit,menyenangkan,gemerlapan dimana hampir setiap saat terjadi hidup yang bermacam-macam karena kebanyakan hotel terbuka bagi kepentingan umum selama 24 jam sehari.7 hari alam semingu  dan sepanjang tahun.
sultan abdul samad building
Di kota-kota besar hotel juga sering di sebut sebagai "jantung kegiatan masyarakat  kota"karena di hotel sering di lakukan pertemuan-pertemuan antara organisasi-organisasi frofesi,niaga,maupun pemerintahan,perjamuan-perjamuan perseorangan,pernikahan-pernikahan,resepsi-resepsi yang resmi maupun tidak resmitingkat lokal,nasional,maupun internasional.
Hotel adalah jenis usaha penjualan jasa pelayanan pelayanan atau service,sehingga peranan karyawan,dalam hal kepribadiannya ,pembawaannya,serta penampilannya akan terpengaruh sekali di dalam memberikan pelayanan disamping keterampilannya .Dunia perhotelan identik dengan dunia pariwisata,yang tak lain karna aa kterkaitan yang sangat erat.di antara keduanya.Keduanya saling menunjang eksistensislah satunya akan menentukan kelangsungan kegiatan dengan yang lainnya.
gedung sate yang atapnya terbuat dari tusuk sate yang merupakan suatu bangunan instansi kepariwisataan

  Fungsi dan Peranan Hotel
Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi, seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya semacam itu yang tentunya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap.
Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat melangsungkan berbagai macam kegiatan sesuai dengan tujuan pasar hotel tersebut.
Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan memiliki peran antara lain :
1.    Meningkatkan industri rakyat
Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri rakyat, seperti meubel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain sebagainya.
2.    Menciptakan lapangan kerja
3.    Membantu usaha pendidikan dan latihan
4.    Meningkatkan pendapatan daerah dan negara
5.    Meningkatkan devisa negara
6.    Meningkatkan hubungan antar bangsa.
sumber: http://anditriplea.blogspot.com/2011/05/fungsi-dan-peranan-hotel.html

Selasa, 10 September 2013



Sebuah karya relief yang dikerjakan secara keroyokan dari tahun 1961 - 1964 masih berada di sana, di mulut jalan masuk hotel yang kini bernama Hotel Indonesia Kempinski yang terletak di pusat kota, tepatnya di Jl. MH Thamrin No. 1 Jakarta, Indonesia.
Tak ada yang berubah pada relief itu. Gambaran tentang masyarakat Bali masih terpahat di atas batu andesit seluas 68 meter persegi itu. Nama Harjadi Sumodidjojo juga masih terlihat jelas, bersama 52 nama lainnya yang tergabung di Sanggar Sela Binangun yang mengerjakan relief berjudul "Balinese Life" itu.
Sekilas memang seperti tak terjadi apa-apa dengan karya relief tersebut. Tapi jika hikmat mengamati keberadaan relief itu, rasanya ada yang mengganjal. Letaknya yang persis di mulut jalan masuk hotel, menjadikan karya relief ini "kerap diabaikan" oleh para tamu hotel, terlebih di jalan tersebut juga berderet mobil parkir, seperti yang terjadi pada saat kompas.com mengikuti tur hotel dalam rangka "50 Tahun Hotel Indonesia" pada Rabu (12/9/12) lalu.
Rasanya sayang jika karya seni itu tidak diperlakukan dengan baik. Misalnya, dengan melarang mobil parkir di sekitar tempat tersebut salah satunya. Seperti yang dikatakan Soewarno, pengajar Institut Seni Indonesia Yogyakarta yang menjadi pendamping saat tur bersama wartawan siang itu, karya ini merupakan salah satu tonggak sejarah seni rupa Indonesia.
Harijadi Sumodidjojo yang menjadi 'komandan' perupa yang membuat relief ini, jelas bukan perupa sembarangan. Harijadi adalah perupa kesayangan Bung Karno yang pernah dikirim ke Meksiko pada 1965 untuk belajar pembuatan diaroma. Karya-karya monumentalnya berbentuk relief di zaman itu, bisa dinikmati di Bandara Kemayoran dan juga Bandara Adisucipto.
Mendatangi Hotel Indonesia (HI) kini, para tamu hotel memang tak sekedar menikmati kenyamanan dan kemewahan sebuah tempat menginap, tetapi juga seperti sedang membaca sebagian jejak sejarah bangsa yang terukir di beberapa sudut hotel yang berdiri di atas tanah seluas 25.082 meter persegi itu.
Lihatlah, di lobi Bali Room masih tampak lukisan karya Lee Man Fong, sebuah karya seni yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari riwayat hotel ini. Menurut Suwarno, lukisan Lee Man Fong dilukis menggunakan cat minyak di atas papan dan langsung ditempel di tembok. Temanya mencerminkan
kekayaan Indonesia, karena menghadirkan warna warni flora dan fauna Indonesia.
Jiwa Bung Karno
Hotel Indonesia dan Bung Karno memang tak bisa dipisahkan. Presiden pertama Indonesia itulah yang telah memberi 'jiwa' pada hotel yang dirancang oleh arsitek asal Amerika Serikat, Abel Sorensen dan istrinya, Wendy. Bung Karno itulah yang telah membuat HI tidak saja menjadi hotel yang artistik dengan memasang atau membangun benda-benda seni, tetapi juga memiliki kemewahan-kemewahan laiknya hotel berbintang lima. Lift mungil yang ternyata menjadi lift pertama di Indonesia, adalah salah satu contoh kemewahan di zamannya yang masih terjaga hingga kini. Meski sudah direnovasi karpet dan handle-nya, lift ini tetap dipertahankan keasliannya, termasuk ukurannya yang hanya muat sekitar lima orang.
Di dinding seberang lift, terpampang foto dokumentasi yang berkait dengan hotel. Di sana ada foto tamu pertama hotel yakni Allen Artwart yang datang dengan becak yang disambut langsung oleh manager HI pertama, William Land. Ada juga foto Bung Karno ketika berpidato meresmikan hotel. Pada foto itu terpancar jelas kebanggaan sekaligus kegembiraan Bung karno. Padahal, sebelum hotel ini berdiri, proyek HI tak sepi dari kritik sebagian elemen masyarakat yang menuding HI sebagai proyek mercu suar. Namun Bung Karno terus melangkah. Bahkan mengobarkan slogan ‘A Dramatic Hotel Indonesia 1962 Symbol of Free Nations Working together’, bagi proyek pembangunan Hotel Indonesia itu. Dan… hotel termegah di Asia Tenggara itu pun diresmikan oleh Presiden Sukarno pada 5 Agustus 1962.
Perjalanan dilanjutkan ke lantai delapan. Di lantai ini, peserta tur diajak memasuki kamar nomer 826, sebuah kamar Diplomatic Suite Room yang lapang dan mewah. Dari kamar ini, kita bisa menyaksikan bunderan HI yang fenomenal itu, lantaran menjadi tempat favorit para demonstran yang menyuarakan aspirasinya. Di tengah bunderan itu berdiri tugu Selamat Datang yang menjulang dalam bingkai air mancur yang indah, mirip sebuah kue ulang tahun. Inilah salah satu sisa-sisa peninggalan Bung Karno, yang dibangun guna menyambut para tamu Asia yang berpartisipasi dalam peristiwa olahraga akbar Asian Games 1962. Patung "Selamat Datang"  di puncak tugu itu  menggambarkan dua orang pemuda-pemudi yang membawa bunga sebagai penyambutan tamu. Lokasi tugu itu persis di depan HI yang  pada waktu itu merupakan pintu gerbang masuk ibukota Jakarta dan juga merupakan pintu gerbang rangkaian kegiatan pertandingan yang diselenggarakan di Istora Senayan. Pada masa itu semua tamu asing yang datang di Jakarta masuk melalui bandara Internasional Kemayoran (yang sekarang menjadi arena PRJ) dan langsung menuju ke hotel Indonesia tempat penginapan bagi mereka. Maka, sehingga sebelum mereka memasuki hotel akan disambut patung Selamat Datang ini di depannya.
Dari lantai delapan, kami naik lift menuju lantai 16. Di lantai inilah, kehidupan kalangan jetset Jakarta berlangsung tiap malam. Sebuah tempat bernama Nirwana Supper Club. Di tempat inilah, para artis negeri ini seperti "dibaptiskan" menjadi artis profesional. Mereka adalah  Bill Saragih, Titiek Puspa, Bob Tutupoly, Rima Melati, Christine Hakim, Slamet Raharjo, dan masih banyak lagi. Bob Tutupoly merupakan salah satu artis legendaris Indonesia yang memiliki kenangan khusus terhadap hotel bertaraf internasional pertama ini. Menurutnya, Hotel Indonesia merupakan tempat menimba pengalaman bagi para seniman dan artis-artis Indonesia.
“Adalah sebuah kehormatan dan pengalaman yang sangat berkesan buat saya sebagai penyanyi dan entertainer yang diminta untuk menghibur para tamu-tamu terkemuka kira-kira pada tahun 1963/1964 sampai dengan tahun 1969 di Nirwana Supper Club, night club kebanggan Hotel Indonesia,” ujar Bob Tutupoly yang menggambarkan Hotel Indonesia dalam satu kata, yakni “perfection” karena melihat kebanggan para staff dan karyawannya saat itu yang membuat mereka bekerja sepenuh hati.
Senada dengan Bob, Titiek Puspa pun merasai hal serupa, betapa Hotel Indonesia telah terpatri di perjalanan kariernya sebagai seorang penyanyi. "Waktu itu, di awal-awal keberadaan HI, kalau saya mau menyanyi di sana biasanya saya naik becak dari rumah di daerah Menteng," kenang Titiek saat dijumpai di daerah Kuningan pekan lalu, usai berlatih untuk acara ulang tahun HI.
Salah satu kenangan terindah yang dimiliki oleh diva kelahiran Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, 1 November 1937 ini, adalah saat dirinya merayakan ulang tahun ke-40. “Saya merasa saat itu adalah ulang tahun termegah, karena pada saat itu belum ada artis yang mengadakan pesta ulang tahun di hotel terbesar pertama di Indonesia. Waktu itu ada Bapak Ali Sadikin juga membuat hari itu sangat berkesan buat saya. Dari mulai tahun 60-an, saat baru dibuka hingga kini, Hotel Indonesia menjadi kebanggan buat saya dan mungkin bagi masyarakat Indonesia,” ujar Titiek yang mengaku ikut meramaikan acara pembukaan Hotel Indonesia 50 tahun lalu melalui suara emasnya dengan mengenakan baju kimono.
Sekarang tempat tersebut telah dialihfungsikan sebagai function room. Seperti di beberapa sudut ruang lainnya di HI, di salah satu dinding ruangan ini juga terdapat sebuah karya mosaik yang terbuat dari bebatuan warna warni yang dibentuk menjadi patung. Warisan ini merupakan salah satu yang dipertahankan. Jika kita turun kembali ke bawah, tepatnya di Paviliun Ramayana, di ruangan ini pun dindingnya dipenuhi mosaik dari potongan-potongan keramik. Mosaik karya G Sidharta yang dibuat tahun 1961 ini menggambarkan kesenian tradisional Indonesia karena tiap bagiannya ternyata mengisahkan cerita rakyat Indonesia.
Menurut Suwarno, dibutuhkan teknik dan keterampilan tinggi untuk menempel mozaik tersebut hingga membentuk karya seni yang diinginkan si seniman. Suwarno menambahkan, awalnya, ruangan ini menjadi pusat kesenian dan pertunjukan. Kemudian, fungsinya bergeser menjadi tempat pesta, lengkap dengan mini bar, tempat DJ, dan lampu disko.
Bukan hanya lukisan dan mosaik yang menjadi warisan sejarah seni di HI. Masih di Paviliun Ramayana, terdapat sebuah relief karya Soerono yang dibantu enam kawannya. Relief berjudul "Gadis-Gadis Bhinneka Tunggal Ika", menggambarkan perempuan yang mengenakan ragam pakaian adat Indonesia. Relief itu bersanding dengan keindahan ruang terbuka taman HI dengan "Gadis Mandi" karya CS Sulistyo buatan tahun 1962.
Ya, ya... Peranan Hotel Indonesia dalam sejarah karier seniman Indonesia boleh dibilang sangat penting. Para seniman dari mulai seni musik hingga seni peran, seni rupa, seni tari, dan lainnya, seperti telah mendapat pengakuan jika telah tampil dan menampilkan karyanya di HI.
Tentang Hotel Indonesia
Hotel Indonesia merupakan salah satu tonggak perhotelan di Indonesia. Sejarah HI melengkapi sejarah perhotelan di dunia yang konon telah ada sejak zaman Romawi, di mana kala itu pergerakan warga dari satu tempat ke tempat lain untuk berniaga atau tujuan lainnya sudah sedemikian tinggi intensitasnya. Itulah sebabnya, dibutuhkan penginepan agar mereka terlindung dari panas dan hujan serta ancaman terhadap jiwa raga jika mereka berada di ruang terbuka. Hotel  dengan stadar yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negara terkenal lainnya. Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Dari buku PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah dibangun pada saat itu di antaranya: Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel Rijswijk (Jakarta). Di Surabaya berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje. Di Semarang berdiri Hotel Du Pavillion. Malang, Palace Hotel. Solo, Slier Hotel. Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda ), Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel Panghegar ). Bogor, Hotel Salak. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel. Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin.
Hotel Indonesia adalah hotel berbintang lima pertama yang dibangun di Jakarta, Indonesia. Hotel ini dibangun dengan semangat "menyepadankan" harga diri bangsa di mata bangsa-bangsa lain, dan juga untuk menyambut Asian Games IV tahun 1962. Hotel ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemda DKI dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tanggal 29 Maret 1993.
Dalam perjalanannya Hotel Indonesia beberapa kali mengalami renovasi. Terakhir pada 2007 lalu setelah pengelolaan hotel bersejarah itu berpindah ke swasta di bawah pengelolaan jaringan Kempinski, yang berpengalaman mengelola hotel-hotel tua di Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia.
Kini, meskipun telah direnovasi sedemikian rupa, namun di hotel ini masih terekam jelas jejak sejarah bangsa. Foto-foto Bung Karno dengan Presiden John F Keneddy dan bintang film Amerika Marlyn Monroe, seperti menyiratkan betapa bangsa kita sepadan dengan bangsa lain.
Para tamu yang datang pastilah akan juga merasai betapa kuatnya pesan Bung Karno selaku pemberi "jiwa" hotel. Melalui karya-karya seni yang dipajang, Bung Karno ingin memperlihatkan karakter nasional bangsa Indonesia.
Lihatlah instalasi boneka tentara merah dan putih dijajarkan horisontal sehingga membentuk bendera Indonesia karya Wilman Hermana dengan judul ‘Flag of Our Fathers’ siap menyambut para tamu yang ingin bersantap di Signatures Restaurant. Ruangan-ruangan yang ada di Hotel Indonesia memang mempunyai nama sesuai dengan karya seni yang ada di dalamnya. Seperti misalnya ‘Karapan Sapi Madura’ menjadi hiasan di Madura Room, Reog Room dihias oleh lukisan ‘Reog Ponorogo’ atau ornamen asli dari Irian menghiasi Irian Room.
Waktu boleh terus melaju, tetapi sejarah tetap menjadi bagian terpenting dari ingatan kita. Seperti pada salah satu pidato Bung Karno, "Jas Merah (Jangan sekali-sekali melupakan sejarah), jika kita ingin menjadi bangsa yang kuat, tentulah tak boleh melupakan sejarah kita sendiri, yang salah satunya terekam di Hotel Indonesia yang kini bernama Hotel Indonesia Kempinski.